Halaman

Minggu, 07 Oktober 2012

Ketabahan Mengalahkan Semua Ujian


>
Dari pulau seberang, Kalimantan daerah asalnya, sebut saja namanya lusi. Lusi anak yang pintar, pandai mengaji, pintar memasak, pintar segalanya menurutku. Lusi memang tergolong orang yang tidak berada di kampungnya, Kalimantan tempat kelahirannya. Dari kecil, sejak duduk di bangku sekolah dasar, lusi sudah merasakan perihnya mencari uang untuk kebutuhan hidupnya. Ayahnya telah meninggal sejak lusi masih kecil, ibunyalah yang mengurus semua kebutuhan anak-anaknya yang berjumlah 9 orang. Ibunya hanya bekerja menjadi buruh cuci ke tetangga-tetangga, buruh tani jika ada yang memintanya bekerja. Lusi anak cerdas itu punya rasa kaihan kepada ibunya, dan lusi ingin sekali bersekolah sampai tinggi. Tanpa rasa malu, lusi mencari kerja ke tetangga-tetangga yang mau memberinya pekerjaan. Dan lusi pun bekerja di rumah salah satu orang kaya di desanya, lusi pekerja sebagai pembantu, memasak, mencuci selayaknya seorang pembantu. Usia yang masih kecil dia harus mencari uang demi melanjutkan sekolah. Cita-cita yang sangat tinggi yaitu sekolah sampai sarjana. Bahkan ada tetangga yang melecehkan, mana mungkin orang miskin yang kerjanya hanya pembantu bisa sekolah tinggi. Hati yang tergores oleh kata-kata, begitu terlukanya perasaan lusi saat itu. Tapi lusi tetap semangat, pantang menyerah demi tercapainya cita-cita. Alhamdulillah doa dan usaha lusi terkabulkan, lusi bisa melanjutkan sekolah di sekolah menengah pertama (smp), majikannya begitu baik, mau menyekolahkan lusi sampai lulus dan di angkat menjadi anak angkat majikannya. Gajinya tetap utuh, di tabung dan di bagi ke ibunya untuk membeli beras. 

Kerudung putih yang selalu di kenakan nya tak pernah lepas dari kepalanya, didikan orang tua yang selalu mengajarkan menutup aurat selalu melekat di hatinya walau saat itu lusi belum sempurna mengenakan nya. Orang tua angkatnya kadang begitu baik tapi kadang juga begitu kejam. Pernah suatu hari saat hari raya tiba, lusi tidak boleh pulang sebelum mengerjakan tugasnya, memang rumahnya tidak begitu jauh dari rumahnya, tapi yang namanya anak-anak, saat lebaran tiba, alangkah senangnya bisa berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya, bersenda gurau, bermain selayaknya anak-anak seusianya. Tugas lusi saat itu adalah memasak opor, membuat ketupat, dan lain sebagainya, ya seperti menu manakalanya saat lebaran, dan lusi mengerjakannya sendiri, bukan masalah bagi lusi untuk memasak, yang begitu kejam yaitu lusi membersihkan puluhan ayam di belakang rumah malam-malam saat orang-orang sudah pada terlelap. Yahh begitulah nasibnya lusi demi sebongkah berlian dia rela bekerja demi mendapat uang untuk di tabung, demi mencapai cita-citanya sekolah yang tinggi. 

Semangat yang luar biasa, ternyata mimpi lusi selama ini terwujud bisa sekolah sampai tingkat universitas, berkat niat dan doa yang selalu ia panjatkan pada ALLAH, lusi bisa membuktikan bahwa orang miskin pun punya cita-cita yang tinggi dan bisa mewujudkannya. Lusi melanjutkan sekolah ke pulau seberang yaitu Yogyakarta, cobaan yang lusi hadapi tidak berhenti begitu saja, seperti kata ust syatori “selagi nafas berhembus pada diri kita, begitu juga cobaan selalu datang ke kita, jika masalah satu sudah terselesaikan, maka masalah baru yang akan menghampiri kita, begitu seterusnya sampai nafas kita berhenti, masalah pun ikut berhenti”. 

Lusi orang yang semangat dalam menuntut ilmu dan mencari penghasilan untuk membantu orang, tapi ujian yang dia hadapi saat itu begitu berat. Lusi selalu mengeluh padaku dan dia merasa ALLAH tidak adil padanya, tapi aku terus mendukungnya, bahwa ini hanya cobaan yang lusi bisa menyelesaikannya, aku kasih semangat agar dia jangan menyerah. Lusi tinggal di jogja di rumah orang tua angkatnya yang di Kalimantan, tapi di rumah itu tinggal bersama anak ibu angkatnya, namanya mb Tantri. Disana lah ujian bertubi-tubi ia hadapi, dari mulai membiasakan mengenakan jilbab dengan sempurna setiap saat, karena ternyata mb tantri tinggal dengan pacarnya di rumah, sebut saja Rido, setiap malam selalu mabuk dengan teman-temannya, dan lusi lah yang selalu mebereskan barang-barang haram itu. Lusi tidak kuat dengan cobaan ini, hati lusi menjerit dan berkata ibadah terus menerus tetapi tinggal di tempat maksiat, akan sia-sia pahalaku, tapi lusi tetep bersemangat, dan selalu mencari solusi dengan bercerita padaku. 

Ini ujian terberat lusi saat hijabnya harus di lepas. Mb tantri selalu mengdu ke orang tuanya yang berada di Kalimantan, bahwa lusi di jogja selalu pulang malam dan berpakaian ala teroris, Pada waktu itu di TV banyak berita tentang teroris yang mengenakan jubah. Mb tantri selalu mengadu domba lusi dengan aduan yang di ada-ada. Orang tuanya pun hanya percaya saja dengan kat-kata anaknya itu, suatu hari ibunya datang ke jogja untuk memarahi lusi, tetapi lusi membantah semua itu. Apa akibatnya, lusi di larang memakai jilbab oleh orang tuanya, dan semua pakain yang ada di lemari di gunting dan di bakar oleh mb tantri dan pacarnya (saat itu mb tantri mengaku sudah menikah dengan pacarnya), buku-buku, alqur’an semua di bakar sampai tak tersisa, hanya pakaian yang di kenakanlah yang tersisa utuh. Lusi hanya menangis melihat semua ini, tak berdaya, dia hanya berdoa dan berdoa semoga diberi kekuatan atas cobaan ini, ALLAH pasti punya rencana lain untuk lusi. 

Setelah semua barang-barangnya habis, lusi ingat kalau masih ada sepeda di garasi, yahh hanya itu satu-satunya barang yang masih tersisa, dalam benaknya, bisa di jual dan jadi uang untuk makan. Tapi, ternyata dugaannya salah sepeda itu hancur seperti barang rongsokan, padahal sepeda biru itu yang selalu menemaninya pergi kemana-mana, ternyata habis juga. Lusi menangis, hanya pasrah padaNYA. Tidak berhenti disitu saja, lusi pun di kurung di rumah dan baju yang di kenakan di gunting juga, jilbab nya juga di potong-potong, sampai pendek. mb tantri dan pacarnya seperti tidak punya pri kemanusiaan sampai berbuat begitu. Lusi akan di pulangkan ke Kalimantan dengan pakaian tidak menutup aurat. Sebelum pagi menjelang, malam harinya lusi di suruh pergi membeli seafood tanpa mengenakan hijab dan di kawal Rido pacarnya mb tantri, lusi menangis waktu itu, selalu berucap ampunan pada ALLAH karena tidak mengenakan hijab, tidak berdaya. Setelah pergi dari belanja, waktu menunjukan pukul 23.00 malam, dia berfikir mau kabur dengan melompati pagar, tapi tidak mungkin karena kmar lusi ada di atas, akhirnya berkat pertolongan ALLAH dan semangat keyakinan lusi, dia bisa kabur dengan mudahnya. Saat itu dia ijin bersih-bersih taman jam 23.00 malam, di jaga dengan pacarnya, tetapi ALLAH mengirimkan malaikatnya untuk menutup mata pacanya mb tantri, jadi lusi bisa mengambil kunci gerbang yang di pegang pacarnya mb tantri itu, sesampainya lusi di depan gerbang, lusi bertemu dengan tetangga sebelah yang sedang membuang sampah, ini juga pasti malaikat ALLAH yang di utusNYA, karena mana mungkin malam-malam hanya buang sampah. Lusi minta tolong di pinjamkan jilbab dan baju panjang ke tetangga, dan Alhamdulillah di pinjamkan nya, lusi buru-buru kabur dengan menyusuri semak-semak jalan sambil berganti pakaian, saat itulah pukul 00.00 malam aku dan teman-teman satu kos menjemputnya menuju kos ku demi menyelamatkan lusi yang malang itu. Lusi selalu bercerita padaku setiap ada masalah, bahkan bisa dibilang setiap hari dia punya masalah selalu bercerita. Maka dari itu aku dan teman-teman ingin sekali membantu saudarinya yang teraniaya. 

Semangat yang tinggi, pantang menyerah, pertolongan ALLAH pasti akan datang pada waktunya saat kita benar-benar membutuhkannya. Selalu berdoa padaNYA dan selanjutnya serahkan segalanya padaNYA. Dan Alhamdulillah lusi sekarang ada di Kalimantan, masih mengenakan hijab utuh yang sesuai dengan syari’at ^_^ dan sudah menjadi sarjana juga, mendapat beasiswa S2 karena berprenstasi mendapat nilai kumlot looo alhamdulillah, cita-citanya bener-bener terkabul berkat keteguhan hati dan kesabaranya.

Lusi adalah nama samaran 
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away

4 komentar:

  1. Trimakasih partisipasinya. Tercatat sebagai peserta Lovely Little Garden's First Give Away.

    BalasHapus
  2. Maaf mbak... bannernya mohon ditambahkan. Trims.

    BalasHapus
  3. Kalau untuk dimasukkan ke majalah ummi sebagai nuansa wanita menurutku bagus mbak, idenya. Tapi, tulisan diperpendek lagi dan buatlah tulisan di atas lebih fokus pada pesan utama tentang ketabahan, dengan keterangan cerita yang lebih pendek. (Tidak terlalu menjelaskan cerita lusi)

    BalasHapus